Rabu, 15 April 2015

Kritik pedas guru bersertifikasi

Sejak bergulir tunjangan sertifikasi guru, nampaknya kesejahteraan guru semakin membaik. Oemar Bakri seperti yang diceritakan oleh Bang Iwan Fals sudah tidak nampak. Sekarang ini kebanyakan guru, terutama yang sudah senior hidup lebih mewah, buktinya kebanyakan dengan kendaraan roda 4 yang mereka pakai berharga ratusan juta. Namun kritik pedas muncul ketika kualitas pendidikan terasa tidak signifikan.

Jadi, akankah tunjangan sertifikasi ini akan ditiadakan?
Sebenarnya pemberian tunjangan profesi ini diberikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Namun Dirjen Pendidikan Dasar Kemendikbud Hamid Muhammad mengatakan pemberian tunjangan profesi guru masih belum diimbangi dengan peningkatan mutu guru. Dari hasil survei menyebutkan ternyata pemberian tunjangan profesi tidak meningkatkan mutu guru dan prestasi peserta didik tidak mengalami perubahan signifikan, Pembayaran tunjangan profesi guru untuk tahun 2015 yang mencapai Rp80 triliun sama dengan anggaran Kemdikbud per tahunnya. Jumlahnya terus meningkat dan menyedot APBN. Namun sayangnya, peningkatan budget pembayaran tunjangan guru itu tidak diimbangi dengan peningkatan mutu guru, kata Hamid dikutip dari Republika .

Kenyataan ini membuat program Tunjangan Profesi Guru layak dievaluasi kembali. Efisiensi dan efektivitasnya perlu diperdalam sehingga benar-benar bisa meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.





Semoga saja ini menjadi bahan evaluasi bersama. Bagaimanapun juga pendidikan menjadi hal utama untuk kemajuan sebuah bangsa. Pendidik setidaknya berusaha keras untuk mencintai profesinya dengan menunjukkan kualitasnya sebagai pendidik. Ini harapan saya sebagai guru sekaligus warga negara bangsa ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar